tastetrip.id – Papua terus menjadi pusat perhatian dalam studi genetika manusia. Penelitian terbaru menunjukkan adanya koneksi genetik antara penduduk Papua dengan populasi asal Asia lainnya, menggunakan kecerdasan buatan.
Tim peneliti Eropa menemukan bahwa penduduk Papua, yang meliputi wilayah Indonesia dan Papua Nugini, memiliki hubungan yang erat dengan migrasi manusia awal yang dikenal sebagai Out of Africa.
Perbedaan Fisik dan Hubungan Genetik
Pertanyaan menarik muncul dari studi ini: Mengapa penduduk Papua memiliki penampilan fisik yang berbeda dari orang Asia lainnya? Dr. Mayukh Mondal, penulis utama studi ini, menjelaskan bahwa adaptasi terhadap iklim tropis dapat memengaruhi penampilan luar mereka.
“Kemungkinan, adaptasi terhadap iklim tropis membuat penduduk Papua terlihat lebih menyerupai kelompok Sub-Sahara Afrika, meskipun secara genetik mereka jelas terkait dengan populasi Asia,” ungkapnya. Ini menunjukkan bahwa penampilan fisik bukanlah faktor utama dalam menentukan hubungan genetik.
Studi ini menunjukkan kompleksitas dalam evolusi dan seleksi alam, di mana tampilan luar dapat menipu dalam menggambarkan silsilah genetika sebenarnya. Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya mengandalkan penampilan fisik dalam memahami asal usul genetik.
Migrasi Manusia Purba ke Papua: Mitos atau Fakta?
Selama bertahun-tahun, tercipta debat ilmiah mengenai kemungkinan adanya migrasi manusia lebih awal ke Papua Nugini, yang dikenal sebagai hipotesis First Out of Africa. Hipotesis ini menyatakan bahwa sekelompok manusia purba berlayar melalui rute pesisir menuju Oceania.
Fakta arkeologis menunjukkan bahwa situs manusia tertua di Oceania berusia antara 50.000 hingga 60.000 tahun, lebih tua dibandingkan situs di Eropa. Namun, penelitian DNA modern menunjukkan hasil berbeda, tanpa bukti kuat tentang kontribusi signifikan dari migrasi awal tersebut.
Walaupun begitu, para ilmuwan masih terbuka untuk kemungkinan adanya jejak dari populasi awal. Hal ini menambah kerumitan dalam menggambarkan sejarah migrasi manusia di kawasan ini.
Denisovan: Rahasia Genetik Papua
Uniknya, tingginya persentase DNA Denisovan dalam genoma penduduk Papua memperkaya kompleksitas asal-usul mereka. Denisovan adalah kerabat purba dari Neanderthal yang telah punah, dan interaksi ini diyakini terjadi di Asia Tenggara atau Oceania.
Studi ini menggunakan data genomik berkualitas tinggi dan model demografi berbasis AI untuk mengeksplorasi skenario asal usul penduduk Papua Nugini. Hasilnya menunjukkan bahwa orang Papua adalah saudara dari populasi Asia lainnya dengan potensi bahwa mereka tidak memerlukan hipotesis migrasi awal.
Salah satu temuan mencolok lainnya adalah jejak bottleneck populasi, di mana jumlah individu menurun drastis setelah mencapai Papua, berbeda dengan perkembangan populasi di Eropa dan Asia yang memperoleh ledakan populasi akibat revolusi pertanian.