tastetrip.id – Sistem pendingin merupakan komponen krusial dalam kendaraan, baik itu mobil listrik (EV) maupun mobil berbahan bakar bensin. Meskipun fungsi dasarnya sama, cara kerja dan pendekatan masing-masing sistem ini sangat berbeda.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara mendalam mengenai cara sistem pendinginan berfungsi pada mobil listrik dan mobil berbahan bakar bensin, serta pentingnya perbedaan tersebut untuk kinerja kendaraan.
Dasar Sistem Pendinginan pada Mobil Bensin
Sistem pendinginan pada mobil berbahan bakar bensin umumnya bekerja dengan sirkulasi cairan pendingin antara mesin dan radiator. Cairan ini dirancang untuk menyerap panas dari mesin agar kendaraan tidak mengalami overheat dan performanya tetap optimal.
Selain itu, sistem ini dilengkapi dengan komponen penting seperti thermostat. Komponen ini bertugas untuk mengatur suhu mesin dan memastikan bahwa mobil beroperasi pada suhu yang efisien.
Sistem Pendinginan di EV: Berbeda dari yang Klasik
Sementara itu, kendaraan listrik menggunakan sistem pendinginan yang jauh lebih kompleks. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai komponen seperti baterai dan motor listrik yang memerlukan pengaturan suhu yang sangat tepat.
Kebanyakan EV mengandalkan cairan pendingin serta sistem pendinginan aktif untuk menjaga kestabilan suhu. Selain itu, untuk menjaga baterai tetap berfungsi optimal dalam kondisi dingin, EV dapat menggunakan pemanas, yang merupakan perbedaan signifikan dengan mobil bensin yang hanya berorientasi pada proses pendinginan.
Mengapa Perbedaan Ini Penting?
Perbedaan dalam sistem pendinginan sangat penting untuk menjaga kinerja serta umur panjang kendaraan. Sistem pada EV tidak hanya dirancang untuk mencegah kerusakan akibat suhu tinggi, tetapi juga untuk memaksimalkan efisiensi energi sepanjang perjalanan.
Dengan memahami perbedaan ini, pengguna kendaraan listrik dapat lebih menghargai teknologi yang mendasarinya. Pengetahuan ini juga berdampak pada cara pemeliharaan dan pengoperasian kendaraan agar tetap dalam kondisi terbaik.



