Mengapa Kita Dihargai Saat Masalah dan Dilupakan Saat Bahagia?

Mengapa Kita Dihargai Saat Masalah dan Dilupakan Saat Bahagia?

tastetrip.id – Menjadi seseorang yang selalu dicari saat masalah muncul bisa jadi pengalaman yang cukup melelahkan bagi banyak orang. Ketika situasi kembali tenang dan bahagia, tak jarang mereka merasa diabaikan dan dilupakan.

Perasaan tersebut meninggalkan kesan yang dalam dan menarik untuk dikaji lebih dalam. Kenapa hal ini bisa terjadi, dan apa yang sebenarnya dirasakan oleh mereka yang mengalami situasi seperti ini?

Mengapa Kita Dicari Saat Masalah?

Seringkali, orang-orang mencari bantuan dari seseorang yang dianggap memiliki pemahaman lebih ketika menghadapi masalah. Pada saat-saat itu, individu yang dicari merasa sangat dibutuhkan, seolah-olah keberadaannya memiliki nilai tambah yang signifikan.

Namun, perasaan dihargai itu biasanya bersifat sementara. Setelah masalah teratasi, perhatian yang tadinya ada perlahan memudar, meninggalkan individu tersebut dengan rasa hampa dan less valued.

Kondisi ini membuat mereka merasa seperti hanya berfungsi sebagai ‘penyelamat’. Momen-momen bahagia dan perayaan sering kali membuat individu dikucilkan, seolah mereka hanya diingat saat situasi sulit.

Kapan Perasaan Dihilangkan Ini Muncul?

Saat keadaan baik-baik saja, orang-orang berinteraksi lebih banyak dengan koneksi lain, meninggalkan individu yang biasanya harus ‘siaga’. Dengan kata lain, mereka dianggap tidak relevan saat kebahagiaan merajai.

Contoh yang umum terjadi adalah ketika teman-teman berkumpul merayakan pencapaian, dan orang yang biasanya dimintai bantuan justru merasa terpinggirkan. Perasaan ini menimbulkan rasa bahwa mereka hanya diingat saat situasi sulit, dan saat momen bahagia, mereka seolah hilang dari ingatan.

Dampak dari situasi ini bisa sangat signifikan, memperburuk kesehatan mental dan menyebabkan individu merasa terisolasi serta tidak dihargai. Perubahan dari merasa diakui menjadi diabaikan ini bisa sumber stres emosional.

Mengatasi Rasa Terasing

Penting untuk memahami bahwa perasaan dicari dan dilupakan bukanlah cerminan dari nilai diri seseorang. Menyadari hal ini adalah langkah pertama dalam mengurangi dampak emosional yang mungkin dirasakan.

BACA JUGA:  Pentingnya Sarapan Karbohidrat untuk Kesehatan Tubuh

Komunikasi yang baik dengan orang-orang terdekat sangat penting. Mengungkapkan perasaan dengan jujur bisa membantu mereka memahami kerentanan dan kebutuhan emosional yang mendasar.

Lebih jauh lagi, terlibat dalam kegiatan sosial atau hobi di luar lingkaran yang berfokus pada masalah juga bisa sangat membantu. Hal ini tidak hanya memperluas jaringan sosial tetapi juga membuat individu merasa lebih berharga di konteks lain.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *