tastetrip.id – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berinisiatif mengajukan usulan skrining urin tahunan bagi anak-anak di sekolah-sekolah seluruh Indonesia. Tujuan dari skema ini adalah untuk mendeteksi dan mencegah sindrom nefrotik yang dapat memengaruhi kesehatan ginjal anak.
Dalam seminar daring yang diadakan pada 8 Juli 2025, Ahmedz Widiasta selaku anggota Unit Kerja Koordinasi Nefrologi IDAI menekankan pentingnya tindakan preventif untuk menangani masalah kesehatan ini agar tidak memburuk.
Usulan Skrining Urin Tahunan
IDAI baru-baru ini mengajukan usulan skrining urin tahunan kepada Kementerian Kesehatan. Menurut Ahmedz Widiasta, langkah ini sangat penting untuk mendeteksi gejala awal sindrom nefrotik.
Sindrom nefrotik adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan kebocoran protein dalam urin, akibat gangguan fungsi ginjal. Gejala utama yang tampak termasuk pembengkakan tubuh, rendahnya kadar albumin dalam darah, serta peningkatan jumlah protein dalam urin.
Tingginya Angka Kasus dan Faktor Penyebab
Statistik terbaru menunjukkan bahwa antara 1 hingga 17 dari 100.000 anak di Indonesia terdiagnosis sindrom nefrotik. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan perhatian dan langkah-langkah preventif yang lebih proaktif.
Ahmedz menjelaskan bahwa meskipun belum ada satu faktor pasti yang menjadi penyebab, terdapat faktor epigenetik yang berkontribusi terhadap perkembangan sindrom ini. ‘Penelitian ini masih berkembang, namun ada faktor epigenetik, yaitu perubahan ekspresi gen yang tidak melibatkan perubahan pada urutan DNA,’ katanya.
Pentingnya Deteksi Dini
Ahmedz menyarankan agar orang tua secara rutin membawa anak mereka untuk pemeriksaan kesehatan. ‘Sebaiknya segera mengecek tekanan darah. Apabila terjadi tekanan darah tinggi yang abnormal, maka segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut,’ ungkapnya.
Kurangnya deteksi dini dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan serius. ‘Bahaya jangka pendek seperti gangguan ginjal akut dan bahaya jangka panjang termasuk penyakit ginjal kronik,’ tutup Ahmedz.